MAKALAH TEORI ETIKA TELEOLOGIS
Tuesday, April 23, 2019
Add Comment
TAHUN 2018/2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian teologi
B. Tokoh-tokoh teori etika teologi
C. Aliran teori etika teologi
D. Penerapan teori etika teologi dalam pendidikan
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmat dan ridho-Nya-lah, kami dapat menyelesaikan tugas ini, dengan judul “TEORI ETIKA TELEOLOGIS” dengan tepat waktu.
Makalah ini jauh dari kata sempurna, dan mungkin memiliki pembahasan yang diluar konsep yang telah kami buat, maka dari itu kritik dan saran yang membangun kami harapkan agar kami bias lebih baik kedepannya.
Akhir kata, kami berharap agar apa yang kami paparkan dan jelaskan di makalah ini dapat berguna dan dapat diambil manfaatnya bagi orang yang membacanya. Terima Kasih.
Jakarta, 18 April 2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagai anggota masyarakat, setiap manusia memiliki kewajiban untuk bertindak sesuai dengan etika yang ada. Misalnya sebagai agen pendidikan, seseorang harus dapat bersikap sesuai dengan etika yang berlaku dalam dunia pendidikan. Agar kita dapat bertindak sesuai denga netika yang ada, terlebih dahulu seseorang harus mengetahui berbagai teorietika yang ada, Teori etika yang ada alam kehidupan ini adalah teor etika teleologi, teori etika deontologi, teori etika hak, teori etika keutamaan dan lain-lain.
Salah satu teori yang dapat dipelajari dalam etika yaitu teori teleologis. Teori ini ini berpandangan bahwa suatu perilaku dikatakan etis dilihat dari tujuannya. Apabila tujuan itu baik maka perilaku itu dianggap baik, sedangkan jika tujuannya tidak baik maka perilaku itu dianggap tidak baik. Melalui makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai teori teleology baik dari segi pengertiannya, alirannya, tokoh-tokoh yang mencetuskan, serta implikasinya dalam bidang pendidikan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian teorietikaTeleologi ?
2. ApasajaalirandalamTeleologi ?
3. BagaimanapenerapanteorietikaTeleologidalampendidikan ?
C. TUJUAN
1. MengetahuipengertianteorietikaTeleologi.
2. MengetahuialirandalamTeleologi.
3. MengetahuipenerapanteorietikaTeleologidalamPendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Teleologi berasal dari bahasa kata Yunani yaitu telos (Ï„Îλος) yang berarti akhir, tujuan, maksud, dan logos (λόγος) yang berarti perkataan. Jadi, teleology adalah ajaran yang menerangkan segala sesuatu dan segala kejadian menuju pada tujuan tertentu. Etika teleology mengukur baik dan buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dengan tindakan itu atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakanitu.
Istilah teleologi dikemukakan oleh Christian Wolff, seorang filsuf Jerman abad ke-18. Teleologi merupakan sebuah studi tentang gejala-gejala yang memperlihatkan keteraturan, rancangan, tujuan, akhir, maksud, kecenderungan, sasaran, arah, dan bagaimana hal-hal ini dicapai dalam suatu proses perkembangan. Dalam arti umum, teleology merupakan sebuah studi filosofi mengenai bukti perencanaan, fungsi, atau tujuan di alam maupun dalam sejarah. Dalam bidang lain, teleology merupakan ajaran filosofis-religius tentang eksistensi tujuan dan “kebijaksanaan” objektif di luar manusia.
Dalam dunia etika, teleology bisa diartikan sebagai pertimbangan moral akan baik buruknya suatu tindakan dilakukan. Teleologi mengerti benar mana yang benar, dan mana yang salah, tetapi itu bukan ukuran yang terakhir. Yang lebih penting adalah tujuan dan akibat. Betapapun salahnya sebuah tindakan menurut hukum, tetapi jika itu bertujuan dan berakibat baik, maka tindakan itu dinilai baik. Ajaran teleologis dapat menimbulkan bahaya menghalalkan segala cara. Dengan demikian tujuan yang baik harus diikuti dengan tindakan yang benarmenurut hukum. Perbincangan “baik” dan “jahat” harus diimbangi dengan “benar” dan “salah”. Lebih mendalam lagi, ajaran teleologis ini dapat menciptakan hedonisme, ketika “yang baik” itu dipersempit menjadi “yang baik bagi diri sendiri.
Sebagai salah satucontoh, mencuri bagi teleology tidak dinilai baik atau buruk berdasarkan tindakan, melainkan oleh tujuan dan akibat dari tindakan itu. Apabila tujuannya baik maka tidakan itu dikatakan baik, misalnya seorang anak yang mencuri untuk membeli obat untuk ibunya yang sedang sakit, apabila tidak disegerakan akan mengakibatkan sakit yang tambah parah. Atas dasar ini, dapat dikatakan bahwa teori etika teleology lebih situasional, karena tujuan dan akibat suatu tindakan bergantung pada situasi tertentu.
B. TOKOH-TOKOH TEORI ETIKA TELEOLOGI
1. Plato
Pandangan Plato tentang pencapaian hidup yang baik tidak lepas dari teorinya mengenai jiwa dan ide-ide. Untuk mencapai kebahagiaan, jiwa manusia harus sampai kepada dunia ide-ide. Hal ini hanya bias terjadi dengan cara pengan dalam rasio atau akal budi.
2. Aristoteles
Aristoteles menegaskan "kebahagiaan adalah sesuatu yang final, serba cukup pada dirinya, dan tujuan dari segala tindakan...". Dengan demikian, semua tindakan yang bertujuan untuk membahagiakan orang lain atau diri sendiri dikatakan baik.
3. Thomas Aquinas
Filsuf sekaligus teolog Thomas Aquinas menegaskan bahwa Allah adalah "tujuan" dari segala sesuatu. Dengan demikian, segala sesuatu yang berorientasi kepada Allah dikatakan "baik", dan segala sesuatu yang tertuju di luar Allah dikatakan "jahat".
4. Immanuel Kant
Menurut Kant setiap norma dan kewajiban moral tidak bisa berlaku begitu saja dalam setiap situasiJadi, sejalandenganpendapat Kant, etika teleology lebih bersifat situasional karena tujuan dan akibat suatu tindakan bias sangat tergantung pada situasi khusus tertentu.
C. ALIRAN TEORI ETIKA TELEOLOGI
Dalam pembahasan etika teleologis ini muncul aliran-aliran teleologis, yaitu hedonis medan utilitarianisme.
Teori etikaTeleologis dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Hedonisme
Hedonisme Menurut K. Bertens, hedonism berasal dari bahasa Yunani yaitu hedone, yang berarti kenikmatan, enak dan menyenangkan. Dengan kata lain, hedonism adalah paham atau teorietika yang mengutamakan kenikmatan, atau etika yang baik apabila tindakan dapat memberikan kenikmatan, bahkan tujuan hidup manusia adalah mencari dan mengejar kenikmatan.
Kelemahan dan kelebihan hedonisme
Kelemahan :
· Manusia tidak hanya mencari kesenangan.
· Kebaikan seharusnya tidak hanya dilakukan pada orang yang kita senangi saja
· Orang tidak diukur baik atau buruknya, dari senang atau tidaknya kita pada orang itu.
· Menimbulkan sikap egoisme.
· Tidak mengakui penderitaan sebagai sesuatu yang baik.
· Tidak membicarakan bagaimana orang mengembangkan diri, melainkan hanya membicarakan kesenangan/kenikmatan Kesenangan adalah hal yang relatif.
Kelebihan :
· Mengangkat sisi alamiah manusia untuk mendapatkan kesenangan
2. Utilitarisme
Utilitarisme berasal dari bahasa latin utilis yang berarti “bermanfaat”. Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan. Sebaliknya, yang jahat atau buruk adalah yang tak bermanfaat, tak berfaedah, dan merugikan. Karena itu, baik buruknya perilaku dan perbuatan ditetapkan dari segi berguna, berfaedah, dan menguntungkan atautidak. Dari prinsip ini, tersusunlah teori tujuan perbuatan.
Contoh1 :Industrirokok “menolong” kemajuan olahraga dengan menggelontorkan dana sebanyak-banyaknya, namun berpengharapan para penggila olahraga ini (pemain atau penonton) menjadi perokok aktif maupun pasif. Jelas, menolong yang dilakukan adalah berdasarkan keterpautan kepentingan diri sendiri.
Kelebihan dan kelemahan ultilitarisme
Kelemahan:
· Bukan konsep yang luas, berganntung pada prespektif manfaat tersebut.
· Tidak melihat dimensi mendalam dari suatu tindakan seperti motivasi dan kemauan baik seseorang dalam bertindak
· Tidak menganggap serius nilai suatu perbuatan pada dirinya sendiri.
· Mematikan hak-hak asasi minoritas atau individu demi kepentingan orang banyak
· Tidak menjamin adanya keadilan dalam kehidupansehari-hari
· Tidak bias dijalankan karena tidak dapat menduga secara pasti akibat-akibat jangka pendek dan jangka panjang yang ditimbulkan dari etika ini
· Dapat disalah gunakan penguasa untuk kepentingan pribadi dengan alas an kepentingan umum
Kelebihan :
· Memiliki tingkat rasionalistis yang dapat dipertangung jawabkan, dan memiliki criteria objektif.
· Memberikan kesempatan untuk memilih dan melakukan suatu tindakan.
· Memiliki jangkauan sosial yang lebih luas dari pada etika yang lain, khususnya hedonisme. Etika ini bersifat universal.
D. PENERAPAN TEORI ETIKA TELEOLOGIS DALAM PENDIDIKAN
Dalam dunia pendidikan, seorang agen pendidikan dapat menerapkan teori etika teleology ini. Melalui penerapan teori teleology ini seorang agen pendidikan khususnya guru, dapat bertindak dengan mendasarkan pada tujuan yang ingin dicapainya. Aplikasi teori teleology inidapat berupa tindakan sebagai berikut :
1.Pemberian hukuman
Seorang guru dapat memberikan hukuman kepada siswa yang melanggar tata tertib. Pemberian hukuman ini tidak hanya sekedar memberikan efek jera pada siswa tetapi juga bertujuan untuk mendidik siswa tersebut.
2.Penggunaan metode dan media dalam pembelajaran
Tujuan dari penggunaan media dan metode ini adalah untuk mempermudah siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru. Walaupun penggunaan media dan metode ini terkadang justru membingungkan siswa, namun menurutteori ini penggunaan media dan metode ini dikatakan etis karena tujuannnya baik.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Teori etika teleology mengukur baik dan buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dengan tindakan itu atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu, namun ajaran teleology sini dapat menciptakan hedonisme, ketika “yang baik” itu dipersempit menjadi “yang baik bagi diri sendiri.
Penerapan teori etika teleology dalam pendidikan adalah guru yang memberikan hukuman kepada siswanya dan penggunaan media serta metode dalam pembelajaran. Sesuai dengan teori etika teleologi, penerapan tersebut dikatakan etis karena memilik itujuan yang baik.
SARAN
Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan kelompok kami, meskipun penulisan ini jauh dari sempurna minimal kita mengimplementasikan tulisan ini.kami selaku pemakalah menyadari dalam penyusunan makalah ini yang membahas tentang kewarganegaraan masih jauh dari kesempurnaan baik dari tata cara penulisan dan bahasa yang dipergunakan maupun dari segi penyajian materinya.
Untuk itu kritik dan saran dari pembimbing atau dosen yang terlibat dalam penyusunan makalah ini yang bersifat kousteuktif dan bersifa tkomulatif sangat kami harapkan supaya dalam penugasan makalah yang akan datang lebih baik dan lebih sempurna
DAFTAR PUSTAKA
Amanita Novi Yushita._____.TeoriEtika. Diaksesdari http://staff.uny.ac.id/sites/ default/files/pendidikan/Amanita%20Novi%20Yushita,%20S.E./TEORI%20ETIKA.pdf. Pada 19 Mei 2014 pukul 13.13
Anggriawan, Taufan. 2011. EtikaTeleologi. Diakses darihttp://taufananggriawan.wordpress.com/2011/10/10/a-etika-teleologi-b-deontologi-c-teori-hak-d-teori-keutamaan-virtue/ pada 19 Mei 2014 pukul 14:06.
https://www.academia.edu/35640504/Teori_Etika_Teleologi_
0 Response to "MAKALAH TEORI ETIKA TELEOLOGIS"
Post a Comment